Baca: Mazmur 27
Ketakutan merupakan bayangan yang tidak pernah hilang dalam eksistensi manusia. Ketakutan akan penolakan, disalahpahami, ketidakpastian, penyakit, atau bahkan kematian selalu menghantui perjalanan hidup kita. Namun, respons setiap orang bisa berbeda-beda.
Daud sebagai orang pilihan Allah juga tidak luput dari rintangan berupa keinginan dari musuh-musuhnya agar ia mati (2-4, 12b). Namun, cara Daud merespons rintangan yang hadir sangat berbeda!
Daud datang dalam pengakuan tentang siapa Allah baginya, yaitu terang dan benteng hidupnya (1). Ia menyadari bahwa "Rumah TUHAN", yakni hadirat-Nya, adalah hal yang dirindukan dan diinginkannya (4). Ia belajar menantikan Tuhan dalam menghadapi tiap rintangan (14) Sejak masa mudanya Daud telah diurapi untuk menjadi raja atas Israel. Ia dinobatkan menjadi raja pada saat ia mencapai usia 30 tahun. Dalam masa penantian untuk menjadi raja, Daud harus menderita kesesakan, bahkan lari ke padang gurun karena ia diburu dan hendak dibunuh oleh Saul. Daud juga belajar menantikan Tuhan pada waktu ia dikejar-kejar oleh Absalom anaknya. Ia menyadari bahwa Tuhanlah yang berdaulat sepenuhnya dalam kehidupan orang percaya (13).
Seperti Daud, kita tidak pernah luput dari ketakutan, ketidakpastian, rintangan, bahkan ancaman kematian. Dan seperti Daud juga, kita mau menantikan Tuhan yang menguatkan dan meneguhkan hati kita. Yang dituntut dari kita adalah menaruh harapan dan percaya kepada Tuhan yang berdaulat sepenuhnya dalam kehidupan kita.
Hadirat Allah (Rumah Tuhan) harus senantiasa kita rindukan lebih dari tempat mana pun di dunia ini. Menantikan Tuhan yang kadang tak bekerja seperti ekspektasi dan keinginan kita bukanlah hal yang mudah!
Namun, kita belajar apa artinya berharap! Sebab, sering kali dalam masa penantian yang tidak mudah itulah, Tuhan menyegarkan, memperbarui dan mengajar kita.
Dalam sesaknya kehidupan, pakailah waktu untuk menemukan maksud Tuhan melaluinya!
Selamat Pagi - Tuhan Yesus Memberkati🙏
Comentarios