Baca: Kis. 1:15-26
Dalam masa penantian di Yerusalem, ada satu hal yang harus dibicarakan oleh para murid yang telah menjadi sebelas orang.
Dalam kebersamaan para murid serta para saksi lainnya (15), Petrus membicarakan tentang Yudas Iskariot dan kisah pengkhianatannya (16-20). Ia melihat perlunya pengganti
Yudas dalam jajaran 12 murid Yesus (21-22). Yustus dan Matias adalah dua orang yang diusulkan di antara lebih dari seratus orang itu (23). Menariknya, kedua nama tersebut bukan dipilih oleh Petrus atau dipilih dalam pemungutan suara, tetapi mereka berdoa bersama dan bertanya kepada Allah (24-26).
Melalui pergumulan doa dan undian, mereka memohon konfirmasi Tuhan atas orang yang dipilih untuk diangkat sebagai rasul. Jabatan pelayanan ini digumuli secara sungguh-sungguh, dan pelemparan undian memperlihatkan harapan akan campur tangan Tuhan yang berkuasa atas langit dan bumi serta hidup umat-Nya.
Hal ini mengingatkan kita bahwa jabatan pelayanan bukanlah jabatan politis. Jabatan ini tidak dapat diperoleh dengan menghalalkan segala cara atau dengan membentuk tim sukses dan merekayasa pemenangan.
Jabatan pelayanan adalah pemberian Allah, bukan pemenuhan nafsu yang dibalut dengan ayat suci. Tak sedikit pemimpin Kristen yang gagal dan jatuh dalam perebutan jabatan; tak sedikit jabatan pelayanan yang diincar untuk aktualisasi diri.
Jabatan, baik di dalam pelayanan maupun dalam karier, semuanya adalah pemberian Allah. Tak perlulah kita saling menjatuhkan atau menyuap. Jika Tuhan percayakan, kita bersyukur. Jika tidak, maka kita harus tetap berlapang dada dan menyelesaikan apa yang Tuhan percayakan.
Apa yang Tuhan percayakan kepada kita saat ini? Patutlah kita bersyukur atas segala kepercayaan itu dan menjaganya. Tak ada yang kebetulan di dalam setiap langkah hidup kita, karena Allah selalu bekerja dalam tiap aspek kehidupan kita. Bersyukurlah dan tunaikanlah jabatan yang dipercayakan Tuhan!
Selamat Pagi - Tuhan Yesus Memberkati🙏
Comments