Baca: KEJADIAN 2:18-25
Lalu berkatalah manusia itu, "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku! ...." (Kejadian 2:23)
Passion, yakni hasrat kuat yang menyala di hati dalam melakukan sebuah karya, berpengaruh besar bagi karya di bidang apa pun. Passion membuat kita berkarya dengan segenap hati, tangguh, berjuang sepenuh daya, memberi yang terbaik, dan rela berkorban.
Anehnya, meskipun tanpa passion, orang bisa terlibat dalam suatu karya. Akibatnya? Totalitas dalam karya tak terjadi, karyanya berjalan ala kadarnya. Apa yang harus kita lakukan jika hal serius itu terjadi pada kita?
Ketika mendapati Hawa di sisinya, Adam berseru, “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku!” Itu adalah momentum penemuan. Pada Hawa, Adam menemukan yang ia damba, menemukan belahan jiwanya, bagian dari diri Adam sendiri. Bersama Hawa, Adam menemukan dirinya bermakna. Itu semua mewarnai relasi Adam dan Hawa, membuat Adam memiliki passion dalam menjalani hidup.
Anda lihat? Passion terpantik oleh momentum penemuan. Dan itulah yang seharusnya terjadi dalam relasi kita dengan karya kita: Kita harus menemukan makna karya yang kita jalani, menemukan keyakinan bahwa karya yang kita geluti adalah jalan untuk merealisasikan makna yang kita hayati, hingga kita merasakan panggilan untuk merealisasikan makna melalui karya tersebut.
Ketika kita menemukan makna, meyakini karya kita sebagai jalan pemenuhan makna, dan merasakan panggilan untuk merealisasikan makna melaluinya, passion—tanpa kita sadari—terpantik dan menyala di hati kita. Dan, gelegak nyala api passion itu akan menyuasanai diri dan seluruh karya kita.
PASSION MENYERTAI DAN MELEKAT
PADA KESADARAN KEBERMAKNAAN SEBUAH KARYA!
Selamat Pagi - Tuhan Yesus Memberkati🙏
Comments