Selesaikan jugalah pelaksanaannya itu sekarang! Hendaklah pelaksanaannya sepadan dengan kerelaanmu, dan lakukanlah itu dengan apa yang ada padamu. (2 Korintus 8:11)
Jemaat Korintus berniat memberi persembahan untuk menolong sesama. Tetapi sampai lewat setahun, niat tersebut tak kunjung tertuntaskan. Mengetahui hal itu, Rasul Paulus mendesak mereka untuk segera menuntaskan rencana itu. Dengan tandas, Rasul Paulus berpesan, “Lakukanlah itu dengan apa yang ada padamu” (ay. 11).
Masalah di Korintus itu memang soal memberi persembahan. Tetapi, tiap karya kita—apa pun wujudnya—adalah wujud persembahan kita kepada Tuhan. Iya, bukan? Karenanya, peringatan Rasul Paulus di atas juga berlaku atas tiap dan seluruh karya layanan kita. Apa artinya?
Karya layanan kita apa pun wujudnya, di lingkungan mana pun kita lakukan (di dalam maupun di luar gereja), bagaimanapun prosesnya hingga kita ada di sana (mengajukan diri atau diminta), itu adalah pilihan kita. Ketika kita menyetujui permintaan untuk suatu karya layanan, apalagi mengajukan diri untuk itu, kita sebenarnya memilih untuk menerima beban layanan yang diajukan kepada kita. Maka seperti jemaat Korintus yang berniat membantu sesama, kita sendirilah—bukan orang lain—yang meletakkan beban pelayanan itu di pundak kita sendiri. Sebab itu, kita wajib menjalani pilihan itu beserta konsekuensinya.
Dan, Alkitab berpesan, “Lakukanlah itu dengan apa yang ada padamu.” Bukan berarti kita boleh menjalani karya itu seadanya—alias ala kadarnya, apalagi asal-asalan—melainkan bahwa Tuhan menghendaki kita menunaikan karya layanan yang telah kita sanggupi itu dengan segenap daya dan usaha, dengan penuh kesungguhan.
KITA TIDAK HANYA WAJIB MENJALANI PILIHAN ITU, TETAPI JUGA WAJIB MENERIMA
SERTA MENJALANI KONSEKUENSINYA DENGAN PENUH KESUNGGUHAN!
Comments