top of page
Writer's pictureEv. Putra Waruwu

Bangga Akan Kristus (Baca: FILIPI 3:1-16)



Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. (Filipi 3:7)


Seseorang berkata bahwa jika ada yang gemar membanggakan masa lalunya, itu tandanya dia sudah mulai tua. Masuk akal juga. Sebab ketika seorang masih muda, yang lebih banyak dia pikirkan adalah akan jadi apa dirinya nanti. Cita-cita masa muda adalah masa depan yang cemerlang dan penuh harapan. Sebaliknya, orang tua cenderung ingin membagikan apa yang pernah ia capai di masa lalu.


Tidak demikian halnya dengan Rasul Paulus yang menulis kitab Filipi ketika usianya tidak lagi muda. Seharusnya ada banyak alasan yang membuatnya bangga. Paulus berasal dari suku Benyamin, suku Israel yang dianggap paling murni karena tidak bercampur dengan bangsa lain melalui pernikahan. Dia belajar dari Gamaliel, tokoh agama yang sangat dihormati. Dia pun adalah orang Farisi dari mazhab yang paling keras, dan menjalankan hukum Taurat dengan penuh ketaatan. Namun semuanya itu seolah menjadi tidak berarti ketika Paulus berjumpa Kristus. Pengenalan akan Kristus membuat semua yang tadinya membanggakan tidak lebih dari sekadar “kotoran” (yang diterjemahkan sebagai “sampah” oleh LAI).


Tujuan Paulus mendaftarkan hal tersebut yang menjadi kebanggaan orang Yahudi adalah untuk menentang pengajar-pengajar sesat yang menonjolkan diri mereka. Selain itu, Paulus menegaskan bahwa hal itu sangatlah tidak sebanding dengan pengenalan akan Kristus (ay. 9-10). Paulus ingin agar kita mengikuti teladan Kristus yang rendah hati (Flp. 2:6-11). Dengan demikian, kita bisa mencapai kesatuan yang dipenuhi oleh sukacita (Flp. 2:2-5).


HENDAKNYA KEBANGGAAN KITA ADALAH KRISTUS YESUS

YANG SEMAKIN KITA KENAL DAN KASIHI!

30 views0 comments

Recent Posts

See All

コメント


bottom of page