Baca: WAHYU 3:14-22
"... Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, sumber dari ciptaan Allah." (Wahyu 3:14)
“Dalam nama Yesus. Amin.” Demikianlah lazimnya kita mengakhiri doa. Saking lazimnya, bisa jadi kita tidak meresapi lagi betapa dalamnya makna kata “amin” tersebut.
Amin atau amen, kata bahasa Ibrani yang disalin ke dalam bahasa Yunani Perjanjian Baru, adalah salah satu gelar Tuhan Yesus. Kata amin berarti teguh, metafora dari kesetiaan. Amin dapat digunakan di depan kalimat, dalam Alkitab biasanya diterjemahkan sesungguhnya, suatu penegasan bahwa perkataan yang hendak disampaikan itu sungguh-sungguh benar dan bersumber dari kebenaran. Ketika digunakan di akhir perkataan, amin menegaskan: terimalah, kabulkanlah, demikianlah hendaknya.
Kebiasaan mengucapkan amin ini bermula dari sinagoge dan kemudian digunakan di tengah jemaat Kristiani. Ketika pemimpin ibadah, setelah membaca firman atau berkhotbah, berdoa kepada Allah, umat meresponsnya dengan mengucapkan "amin" sebagai peneguhan atas doa tersebut. Kata amin berhubungan langsung, bahkan nyaris identik, dengan amam, kata bahasa Ibrani untuk percaya atau setia. Amin, dengan demikian, mengungkapkan kesungguhan, suatu kepercayaan dan keyakinan yang mutlak.
Yesus adalah “ya” dan “amin” bagi semua janji Allah dalam Perjanjian Baru (2Kor. 1:20). Artinya, Dialah yang menanggung dan menjamin kebenaran janji itu serta memastikan bahwa Allah yang setia pasti menggenapinya. Demikianlah, setiap mengakhiri doa, kita diingatkan akan betapa indah, dalam, dan agung nama Yesus itu. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS ADALAH AMIN BAGI SELURUH HIDUP KITA:
SUMBER KEHIDUPAN KITA DAN SEKALIGUS TUJUAN AKHIR HIDUP KITA!
Selamat Pagi - Tuhan Yesus Memberkati🙏
Comments